Ilustrasi: Foto Pasukan Nias. Sumber: https://museum-nias.org |
Pada saat berburu, seorang pemburu dengan anjingnya semangat untuk melaksanakan perburuannya. Saat melihat buruan, sang pemburu menggiatkan anjingnya untuk mengejar dan ia mengikuti dari belakang. Anjing pemburu yang telah melihat mangsanya, begitu ganas dan sekuat tenaga mengejar hingga mampu menangkap dan melumpuhkan buruan, tanpa menghiraukan ancaman yang menimpanya.
Setelah buruan dilumpuhkan, sang pemburu datang dengan sebatang rotan ditangan. Ia kemudian memukul anjing pemburunya untuk berhenti melumpuhkan buruan. Saat buruan mulai dipotong, rotan pun masih berada di samping sang pemburu. Saat anjing mendekat di samping tempat pemotongan, rotan pun kembali melayang ke kepala si anjing. Pada akhirnya, anjing pun menjadi enggan menjilati talenan tempat pemotongan.
Saat buruan sudah siap disajikan, sang pemburu dengan gagahnya menyantap daging buruan seraya berkat: “mari bersantap, inilah hasil buruanku hari ini”. Anjing yang mendekat saat mencium aroma meja makan, kembali menerima rotan yang masih ada di sisi sang pemburu. Setelah sang pemburu menyantap daging buruan, tulang belulang yang akhirnya diberikan menjadi makanan si anjing.
Cerita masyarakat Nias yang ditulis kembali oleh Kat. Ingatan Sihura
0 comments:
Posting Komentar