Just another free Blogger theme

Website ini memuat Tulisan, Refleksi, Katekese, dan Renungan dari Katekis Ingatan Sihura. Website ini kemudian merupakan bagian dari memaksimalkan media yang ada menjadi sarana pewartaan. Semoga bermanfaat. Ya'ahowu!

12/05/2022

Puisi berantai ini diperankan oleh 3 orang dengan karakter pertama seseorang yang sedang dimabuk asmara (pecinta). Karakter kedua seseorang yang ingin mengobarkan semangat pewartaan bagi pemuda (pewarta). Karakter ketiga seseorang yang sedang berjualan telur (penjual telur).

Berikut isi puisinya

Pecinta :
HALLO SAY...!!!
Izinkan diri ini membacakan bai-bait puisi cinta teruntuk untukmu Ono Niha Katolik, yang berjudul Bunga Hatiku Untuk Kasihku Yang Manis”

Pewarta :
Selamat Paskah....!!
Wahai Ono Niha Katolik, semoga puisi yang akan saya bacakan bisa membangkitkan semangat perjuangan kita dengan judul “Bangkit Atau Mati”

Penjual Telur :
luuurrr....!!! luurr.. telur...!!
Dan saya akan membacakan puisi nasib penjual telur berjudul “AKU PENJUAL TELUR” buat saudaraku Ono Niha Katolik yang suka makan telur.

Pecinta :
Saat bulan purnama menerangi alam
Kau datang padaku sambil tersenyum manja
Ku lihat samar-samar wajahmu tertimpa cahaya rembulan
Begitu cantiknya bagaikan …

Pewarta :
Palu dan paku yang menembus tangan dan kaki Yesus.
Ia tak pernah kenal istilah takut
Walaupun serdadu banyaknya seribu kali
Pedang di kanan pentungan di kiri, berselimpang

Penjual Telur :
Telur mas telur ….!
Kubawa keliling kampung setiap hari,demi sesuap nasi
Telur merupakan bagian dalam hidupku,semua kujual
Telur ayam, telur bebek, maupun telur

Pecinta :
Paskah Onika
Kau tersenyum padaku, dan
Akupun tersenyum padamu, tanda cintaku kian meraju
Malam itu,perlahan kau dekatkan bibirmu ke telingaku
Seraya berbisik

Pewarta :
Selamat Paskah…!
Seluruh Ono Niha Katolik harus meneriakkan kata
Selamat Paskah….!
Sekali lagi Ono Niha Katolik harus meneriakkan kata

Penjual Telur :
Teluuuuuur…..teluuuuuur…..!
Begitu aku menjajakan telur setiap hari
Hujan dan panas tak menjadi rintangan
Satu-satu telur kuelus sambil berkata lirih, ayamku

Pecinta :
Aku cinta padamu sayang….!
Hatiku berbunga, kubelai rambutnya yang hitam
Perlahan, kudekatkan bibirku ke

Pewarta :
Tiang salib milik Tuhan Yesus
Harus kita hormati
Terlalu lama kita dijajah oleh dosa
Terlalu lama kita disiksa oleh keserakahan
Mulai detik ini aku harus

Penjual Telur :
Bertelur sebanyak-banyaknya
Kau telah berjasa
Kadang kuperiksa ayam-ayamku
Aku ingin mengetahui bagaimana telur dapat keluar
Kuperhatikan ayamku dengan seksama, dan

Pecinta :
Kupeluk dengan mesra
Kau mendesah dalam pelukanku
Kurapatkan erat-erat tubuhku ketubuhmu
Kemudian tubuhmu

Pewarta :
Didorong oleh seluruh Ono Niha Katolik
Dengan semangat perjuangan yang membara
Aku berada di barisan paling depan
Dengan iman di hati semua dosa kuminta

Penjual :
Plung… plung…
Keluar telurnya
Kuambil satu per satu dan kusimpan di

Pecinta :
Matamu
Terpejam dan nafasmu mendesah
Kau peluk juga aku dengan mesra
Ternyata kita sama-sama ingin saling

Pewarta :
Membangunkan semangat
Mereka yang menyerah karena putus asa
Mari…! Bertobatlah…!
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi

Penjual Telur :
Telurku…
Sekarang aku dalam keadaan sedih
Merenungi nasib ayamku yang sedang

Pecinta :

Dimabuk cinta…
Kita sama-sama menangis bahagia
Matamu perlahan kubersihkan dengan

Pewarta :
Sapaan paskah
sapaan akan semangat kebangkitan
Kembali kusambut Kristus yang bangkit
Dengan semangat yang sudah

Penjual :
Membusuk
Tidak laku dijual lagi
Oh telurku…. Oh ayamku

Pecinta :
Sayang…
Tidak perlu disesalkan
Tataplah mataku kembali dan kau

Pewarta : Bangun lalu mewartakan

Penjual Telur : Telurku… telurku

Pecinta :
Akan kudekatkan padamu
Tenanglah… diamlah…
Aku akan

Pewarta :
Membacakan Kitab Suci
Sambil mengucapkan

Penjual Telur : Teluuuuuuuur… teluuuuuuuur…

Pecinta : Sayangku

Pewarta : Kuajak kau sampai bergabung ! Aku masih punya banyak

Penjual Telur : Telur dan ayamku

Pecinta : Aku cinta padamu sayang

Pewarta : Sampai darah penghabisan hingga akhirnya

Penjual Telur : Bertelur lagi dan telur ayamku adalah telur

Pecinta : Kasihku ,kita kan selalu bersama untuk

Pewarta : mewartakan selamanya untuk ber

Penjual Telur : 
Teluuuuur… teluuuuur… begitu aku menjajakannya setiap hari, hingga kita berkata

Semua : Selamat Paskah Ono Niha Katolik. Ya’ahowu.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar