Just another free Blogger theme

Website ini memuat Tulisan, Refleksi, Katekese, dan Renungan dari Katekis Ingatan Sihura. Website ini kemudian merupakan bagian dari memaksimalkan media yang ada menjadi sarana pewartaan. Semoga bermanfaat. Ya'ahowu!

05/08/2020

Sebut saja virus korona adalah virus yang mematikan. Memang sebutan tersebut benar adanya. Orang yang terjangkit virus korona, dapat meninggal dalam kurun waktu yang sangat singkat. Dengan keadaan seperti itu, semua orang menjadi was-was akan penularan penyakit tersebut kepadanya.

Untuk memutus penyebarannya, pemerintah baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Daerah menganjurkan masyarakat untuk selalu waspada akan penyebaran virus korona ini. Salah satu himbauan pemerintah untuk memutus penyebaran virus korona adalah dengan selalu mengenakan masker penutup mulut dan menghindari kontak fisik kepada orang lain terlebih yang baru datang dari luar kota.

Himbauan dari pemerintah pada akhirnya menjadi tren yang dengan cepat berkembang di tengah masyarakat. Tren ini pun dapat bermakna baik juga sekaligus kurang baik. Menjadi tren yang baik adalah untuk memutus perkembangan virus korona. Akan tetapi, menjadi tren yang kurang baik ketika senyum, sapa dan salam yang selama ini menjadi budaya bersama menjadi hilang! Orang-orang mulai saling antipasti satu sama lain.

Menggunakan MASKER menghilangkan Budaya Senyum dan Sapa.

Menggunakan masker dalam perjalanan sangatlah membantu untuk menghindari debu yang beterbangan. Namun, menggunakan masker ketika berjumpa dengan orang lain apalagi dengan berkata-kata, serasa hal ini kurang etis. Orang yang jika bertemu saling melempar senyum kini sudah tidak bisa karena terhalang masker. Dengan situasi seperti ini, orang tidak saling merasa senang untuk bertemu. Selanjutnya dengan menggunakan masker, pembicaraan menjadi sangatlah terganggu. Sapaan kata-kata yang dibarengi dengan sikap wajah menjadi tidak bisa dirasakan lagi. Sapaan akan pembicaraan hangat pun menjadi tidak harmonis lagi.

Tidak KONTAK FISIK (TIDAK BERJABAT TANGAN) menghilangkan Budaya Salam.

Sebagai orang yang berbudaya, salaman menjadi satu sarana kedekatan satu sama lain. Hampir separoh manusia di dunia jika bertemu akan bersalaman, hal ini menunjukan bahwa manusia hidup dalam tatanan sosial dan budaya. Dalam budaya, orang yang jika bertemu dengan cepat saling menyodorkan tangan untuk berjabat tangan. Namun dalam perkembangan virus korona, hal ini tidak lagi bisa dilakukan. Jangankan untuk berjabat tangan, bertemu saja harus menjaga jarak minimal satu meter.

Apakah dengan menggunakan MASKER dan TIDAK KONTAK FISIK (TIDAK BERJABAT TANGAN) dimaksudkan untuk menghilangkan budaya Senyum, Sapa dan Salam?

Pertanyaan semacam ini mengajak kita sejenak untuk melihat apakah himbauan pemerintah dimaksudkan untuk menghilangkan budaya? Tentu ini sangat tidaklah masuk akal. Pemerintah dalam mengeluarkan keputusan pastilah mempertimbangkan banyak hal. Menggunakan MASKER dan TIDAK KONTAK FISIK (TIDAK BERJABAT TANGAN) dimaksudkan untuk menghindari penyebaran virus korona yang bisa menular dengan percikan air liur dan kontak fisik. Selanjutnya pemerintah juga menawarkan pengganti salam yang selama ini dilakukan dengan hanya membungkukan badan atau membungkukkan kepala atau dengan mengatupkan tangan di dada.

Pada akhirnya, himbauan pemerintah dimaksudkan bukan untuk menghilangkan budaya Senyum, Sapa dan Salam! Pemerintah memberi himbauan ini dalam kurun waktu tertentu dan untuk memutus rantai penyebaran virus korona. Walaupun demikian, diharapkan juga untuk tidak terlena dengan situasi yang membuat lupa dengan budaya yang satu ini. Jika terlena, maka sangat dipastikan bahwa keraguan akan kebudaan Senyum, Sapa dan Salam ini dapat hilang seiring dengan perkembangan virus korona ini.

Gunungsitoli, 24 April 2020.


1. Artikel ini adalah artikel yang saya tulis sendiri dan dimuat di sini untuk publikasi.

2. Artikel ini pernah juga dimuat di Website STP Dian Mandala Gunungsitoli, dengan link:http://stpdianmandala.ac.id/%f0%9d%97%a6%f0%9d%97%98%f0%9d%97%a1%f0%9d%97%ac%f0%9d%97%a8%f0%9d%97%a0-%f0%9d%97%a6%f0%9d%97%94%f0%9d%97%a3%f0%9d%97%94-%f0%9d%97%97%f0%9d%97%94%f0%9d%97%a1-%f0%9d%97%a6%f0%9d%97%94%f0%9d%97%9f/
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Posting Komentar